Minggu, 24 Agustus 2025, Israel melancarkan serangan udara ke Sanaa, ibu kota Yaman. Mereka menargetkan kompleks militer, istana presiden, pembangkit listrik, dan penyimpanan bahan bakar. Serangan itu menewaskan enam orang, sementara 86 orang luka‑luka, beberapa di antaranya kritis. Warga ketakutan kala ledakan bergemuruh dan asap pekat membumbung tinggi.
Israel memulai serangan itu sebagai balasan tegas atas serangan rudal yang diluncurkan kelompok Houthi ke wilayahnya. Mereka menyatakan penggunaan rudal balistik berisi sub‑munisi dari Yaman menambah risiko tinggi—mereka menuding peluncuran itu merupakan bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Israel menyerang fasilitas penting yang diklaim menyokong operasi militer Houthi. Mereka menghantam pembangkit Asar, pembangkit Hizaz, serta area di dekat istana kepresidenan. Warga setempat menggambarkan suara ledakan menembus malam dan rumah‑rumah berguncang: “Rumah kami goyah, jendela pecah,” kata seorang saksi.
Kelompok Houthi tidak tinggal diam. Mereka mengecam serangan itu dan menyatakan tetap bersekutu dengan rakyat Gaza. Seorang pemimpin senior menyatakan, “Kami tak akan meninggalkan saudara‑saudara kami di Gaza, apapun pengorbanannya”. Mereka juga menegaskan akan terus melancarkan serangan meski menghadapi konsekuensi.
Israel beberapa kali memukul Yaman sebelumnya. Misalnya, serangan pada 26 Desember 2024 melumpuhkan bandara internasional Sanaa, pelabuhan Hodeidah, dan beberapa pembangkit listrik; menewaskan beberapa orang dan merusak infrastruktur penting. Pada September 2024, mereka juga menyerang pelabuhan Al Hudaydah dan Ras Isa, menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya.
Berbeda dengan serangan‑serangan sebelumnya, kali ini terjadi di tengah meningkatnya penggunaan senjata canggih oleh Houthi. Israel menegaskan kemampuan militernya dan memperingatkan region lainnya bahwa siapa pun yang menyerangnya akan merasakan balasannya. Mereka menggambarkan serangan ini sebagai pendidikan mahal bagi para agresor.
Serangan itu menimpa warga sipil tanpa ampun. Mereka yang terluka mengalami berbagai luka—mulai dari serpihan logam hingga luka bakar. Rumah‑rumah alami kerusakan, dan ketakutan menyelimuti ibu kota. Layanan medis bekerja ekstra untuk menyelamatkan korban, sementara keluarga korban masih menunggu kabar kehilangan orang tercinta.
Negara-negara tetangga dan lembaga internasional kemungkinan besar akan mendorong evaluasi situasi agar konflik tak terus membesar. Namun kini, warga Sanaa hanya bisa berharap agar teror itu segera berlalu.
Baca Juga : Wanita Ini Alami Lumpuh Wajah Akibat Pencet Jerawat di Area Berbahaya
https://shorturl.fm/3llkz
https://shorturl.fm/wFvNQ
https://shorturl.fm/4Dzpn
https://shorturl.fm/7WmWI
https://shorturl.fm/4aB8N
https://shorturl.fm/mDMAr