Kalau kamu melihat video itu, kamu langsung terpana. Di Desa Turirejo, Demak, lamaran itu mengejutkan banyak orang. Pasangan calon pengantin, Shinta dan Khafid, melangsungkan acara lamaran dengan seserahan luar biasa. Nilainya? Gak main-main: mobil Toyota Innova, buket uang tunai Rp 100 juta, hingga peralatan rumah tangga dalam jumlah besar tampil mencuri perhatian.
Pertama, acara dimulai dengan iringan meriah. Tenda besar berdiri megah di halaman calon mempelai wanita. Para ibu tampak kompak mengenakan kebaya merah marun. Sementara para bapak tampil seragam dengan batik. Lalu, tanpa aba-aba, mobil Toyota Innova reborn muncul, dibawa dengan towing sebagai bagian seserahan utama.
Seserahan itu memadukan mewah dan praktis. Selain Toyota Innova, menyatu pula buket bunga uang tunai senilai Rp 100 juta. Buket itu terasa nyata, bukan sekadar simbol. Semua uang disusun rapi sehingga terlihat glamor. Tak hanya itu, peralatan rumah tangga dan kebutuhan sehari-hari pun ikut dibawa—semuanya bawaannya jelas: springbed, lemari, tas, sepatu, baju, bahkan buah-buahan.
Menurut Ragil Wibowo, pembawa acara yang mengunggah video ke TikTok, warganet langsung terpukau. Mereka menulis komentar takjub di platform media sosial. Ia menyebut bahwa keluarga pria datang dari lingkungan perantau sukses, khususnya di Kalimantan, dan memang menyiapkan seserahan secara kontan—tanpa pinjaman atau cicilan.
Agar acara tampak harmonis, panitia memilih adat Jawa modern dengan pakaian tradisional Solo untuk kedua mempelai. Busana Shinta dan Khafid memadukan nuansa tradisi dan moderenitas. Warna merah yang dipilih memberi kesan mewah. Lalu, transisi antar momen tampak mulus, dari sambutan keluarga hingga penyerahan seserahan.
Tamu-tamu yang hadir tak bisa menahan rasa kagum. Mereka saling memberi komentar. Siapa sangka lamaran sederhana berubah jadi tontonan unik. Bahkan dari video itu, penonton bisa merasakan aura hormat dan kebanggaan para warga desa.
Mobil Innova sebagai seserahan memberi sinyal keseriusan. Buket uang tunai Rp 100 juta pun memperkuat kesan komitmen dan kesiapan materi. Seserahan itu sejatinya menyampaikan pesan: keluarga pria benar-benar siap mendukung mempelai wanita secara penuh, baik secara materi maupun simbolis. Tak heran, komentar netizen pun penuh doa, sekaligus harapan.
Lamaran di Desa Turirejo membuka mata banyak orang. Kini tradisi bukan cuma seremonial, tapi juga momen ekspresi kreatif. Saat seserahan bisa lahir dari ide kolaboratif antara keluarga, host, dan panitia acara. Tak sekadar formalitas, namun jadi kelas eksklusif—yang malahan bisa viral.
Video itu membuktikan: tradisi bisa bergerak, berpadu dengan media sosial, lalu berubah jadi pengalaman publik. Kolektif, visual, dan memicu diskusi. Biasanya soal bridal gown, kali ini pembicaraannya soal Innova dan buket uang. Fantastis!
Kini kamu bisa menyampaikan kisah lamaran itu lewat cerita digital. Orang akan menyebutnya sebagai contoh “lamaran spektakuler era media sosial.” Siapa sangka, mobil Innova dan buket uang bisa jadi ikon romantisme modern? Artinya, tradisi selalu berpotensi berevolusi—terutama saat keluarga yakin pada bahan ceritanya.
Baca Juga : Pria di Pinrang Nyamar Jadi Mempelai Wanita Bercadar untuk Nikahi Pria: Drama Pernikahan Viral
https://shorturl.fm/pxLek
https://shorturl.fm/zJ8CW
https://shorturl.fm/O3pid
https://shorturl.fm/LkS51
https://shorturl.fm/3GZvP
https://shorturl.fm/YU45z
https://shorturl.fm/gW4c6