
Protein merupakan nutrisi penting yang sering kita abaikan dalam pola makan sehari-hari. Zat gizi ini berperan sebagai fondasi utama untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Ketika asupannya tidak mencukupi, tubuh kita akan menunjukkan berbagai sinyal peringatan yang tidak boleh kita remehkan.
Pertama-tama, mari kita pahami mengapa protein memegang peran krusial. Protein berfungsi sebagai bahan pembangun untuk otot, tulang, kulit, dan rambut. Selain itu, protein juga menghasilkan enzim dan hormon yang mengatur berbagai proses tubuh. Kemudian, protein membantu pembentukan antibodi untuk melawan infeksi. Akibatnya, ketika tubuh kekurangan protein, sistem kekbernaran tubuh kita akan mengalami gangguan.
Salah satu tanda paling umum dari kekurangan protein adalah perasaan lelah yang tidak kunjung hilang. Tubuh membutuhkan protein untuk memproduksi hemoglobin dalam sel darah merah. Selanjutnya, hemoglobin bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, ketika kadar protein rendah, suplai oksigen ke jaringan tubuh akan menurun. Akibatnya, kita akan merasa lemas dan kurang energi sepanjang hari.
Tubuh yang kekurangan protein akan terus mengirimkan sinyal lapar. Protein memiliki kemampuan untuk meningkatkan rasa kenyang lebih lama dibandingkan karbohidrat atau lemak. Sebaliknya, jika kita mengonsumsi makanan rendah protein, tubuh akan cepat merasa lapar lagi. Selain itu, otak akan terus memerintahkan kita untuk mencari makanan sebagai upaya memenuhi kebutuhan protein.
Ketika asupan protein tidak mencukupi, tubuh akan mengambil sumber protein dari jaringan otot. Proses ini menyebabkan massa otot secara bertahap menyusut. Terlebih lagi, kita mungkin mengalami kesulitan melakukan aktivitas fisik yang sebelumnya mudah. Sebagai contoh, naik tangga menjadi lebih melelahkan atau mengangkat barang terasa lebih berat.
Protein membentuk struktur dasar rambut dan kuku kita. Dengan demikian, kekurangan protein akan langsung mempengaruhi kesehatan rambut dan kuku. Rambut menjadi lebih tipis, mudah rontok, dan kehilangan kilaunya. Sementara itu, kuku menjadi lebih lemah, mudah patah, dan muncul garis-garis putih.
Kekurangan protein berat dapat menyebabkan edema atau pembengkakan. Hal ini terjadi karena protein, khususnya albumin, berperan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila kadar albumin rendah, cairan akan menumpuk di jaringan. Biasanya, pembengkakan terlihat jelas di area perut, kaki, dan tangan.
Sistem kekebalan tubuh sangat bergantung pada protein untuk memproduksi antibodi. Oleh karena itu, orang yang kekurangan protein cenderung lebih mudah terserang infeksi. Selain itu, luka membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh karena tubuh kekurangan bahan untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
Protein membantu produksi neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin yang mengatur suasana hati. Akibatnya, kekurangan protein dapat menyebabkan perubahan mood, sulit berkonsentrasi, dan penurunan fungsi kognitif. Bahkan, beberapa orang mengalami brain fog atau perasaan seperti berkabut di otak.
Tubuh yang kekurangan protein akan mencari sumber energi cepat dari gula. Dengan demikian, kita akan terus menginginkan makanan manis. Namun, mengonsumsi gula hanya memberikan energi sementara sebelum akhirnya kita merasa lelah kembali.
Protein berperan dalam regenerasi sel kulit. Ketika asupannya kurang, kulit akan kehilangan elastisitas dan menjadi kering. Selain itu, kulit mungkin terlihat bersisik dan muncul ruam yang tidak biasa.
Kekurangan protein dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur siklus tidur. Beberapa orang mengalami kesulitan tidur nyenyak atau sering terbangun di malam hari. Padahal, tidur yang cukup justru penting untuk proses sintesis protein dalam tubuh.
Beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi mengalami kekurangan protein. Pertama, orang lanjut usia karena penurunan nafsu makan dan kemampuan penyerapan nutrisi. Kedua, vegetarian dan vegan yang tidak mengatur pola makan dengan baik. Ketiga, orang dengan gangguan pencernaan yang menghambat penyerapan nutrisi. Keempat, atlet dengan aktivitas fisik tinggi tetapi asupan protein tidak memadai.
Kita dapat meningkatkan asupan protein melalui berbagai sumber makanan. Protein hewani seperti daging, ikan, telur, dan susu mengandung semua asam amino esensial. Sementara Protein nabati bisa kita dapatkan dari kacang-kacangan, biji-bijian, dan polong-polongan. Selain itu, kita bisa menambahkan sumber Protein dalam setiap waktu makan.
Jika Anda mengalami beberapa gejala kekurangan protein secara bersamaan, segera konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter. Mereka akan melakukan pemeriksaan lengkap dan memberikan rekomendasi diet yang tepat. Jangan menunggu sampai kondisi menjadi parah karena dapat mempengaruhi kesehatan jangka panjang.
Tubuh kita memberikan sinyal jelas ketika kekurangan protein. Mulai dari kelelahan konstan, rasa lapar berlebihan, hingga perubahan fisik yang mengganggu. Oleh karena itu, kita harus peka terhadap tanda-tanda ini dan segera mengambil tindakan. Dengan memenuhi kebutuhan protein harian, kita dapat menjaga tubuh tetap sehat dan berfungsi optimal.